Wednesday, 17 October 2018

Monday, 3 October 2016

Istilah - Istilah Tambang


Berikut Ini Istilah – istilah yang Sering digunakan dan Definisi, sedangkan jika ingin mendownload Kamus Istilah Tambang dan Kamus TERLENGKAPnya ada pada akhir artikel ini

1.      OB ( Over burden )
Overburden  adalah lapisan tanah penutup ( lapisan yg menutupi bahan galian ) yang    biasanya terdiri dari :

-          Top Soil
-          Sub Soil
-          Lapisan tanah inti ( sand Stone, Clay, dan lain - lain )

Top Soil  adalah lapisan tanah paling atas (pucuk atau humus) Adalah bagian atas tanah (humus) dengan ketebalan 1-1.5 m dari permukaan yang mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetasi.

Sub Soil adalah lapisan tanah antara top soil dan overburden (lapisan tanah inti).

Clay adalah tanah lempung.

Sand stone adalah batu pasir.

Mud adalah Lumpur.

IB (Inter burden) adalah lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua lapisan batubara/bahan galian.

BCM ( Bank Cubic Meter ) adalah meter kubik tanah insitu/asli.

LCM ( Loose Cubic Meter ) adalah meter kubik tanah gembur.

PIT adalah lokasi penambangan.

Ripping adalah penggaruan/Pemberian/Loosening material dengan mengunakan Alat Berat, biasanya yang digaru OB.

Loading adalah pemuatan, biasanya yang di muat OB atau Coal.

Hauling adalah pengangkutan, biasanya  ang diangkut OB atau Coal.

Digging adalah pengalian.

Direct Digging adalah penggalian secara langsung tanpa di ripping.

Front Loading Adalah titik lokasi pengambilan OB/batubara yang sudah siap dimuat ke Dump Truck/alat haluing.

Disposal Adalah tempat/lokasi yang dirancang/direncanakan untuk menampung material buangan overburden dari tambang.

Frame Disposal Adalah bagian luar dari tiap level disposal yang berfungsi sebagai counter bagian tengah disposal.

Seleksi Material Adalah proses memilah material yang akan di buang di disposal.

Land Clearing adalah pembersihan areal menggunakan A2B dari semak belukar atau pohon – pohon yang berdiameter kecil sampai besar untuk persiapan penambangan.

Produksi adalah jumlah produksi atau hasil kerja unit persatuan waktu ( per shift/perhari/perbulan ).

Productivity  adalah kapasitas produksi unit per jam.

Hauling Road  adalah jalan angkut OB dan Batubara, OB ke disposal dan batubara ke port site.

Cycle Time adalah waktu edar yang diperlukan oleh unit untuk melakukan satu siklus/perputaran kerja.

SR (Strpping Ratio ) adalah ratio atau perbandingan antara overburden yang dikupas dengan bahan galian (coal, dll ) yang didapat.

Daily Production Report Adalah laporan harian yang dikerjakan secara manual, berisi pencapaian hasil kerja harian (weather condition, production, equipment performance, dan problem- problem).


2.   COAL ( Batubara )

Expose Adalah lapisan batubara fresh (segar/baru) yang terbuka oleh karena adanya pengupasan overburden di atas atau di samping lapisan batubara tersebut.

Fines Coal Adalah batubara berukuran sangat kecil (halus), terjadi akibat adanya penghancuran oleh unit yang bekerja di atas lapisan batubara.

Dirty Coal Adalah batubara yang telah tercampur dengan material overburden atau sisipan.

Cleaning Coal Adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan lapisan batubara dari material  overburden, sisipan, dirty coal, fines coal dan material lain non batubara.

Coal Getting adalah pengambilan batubara yang siap untuk di loading.

Crusher adalah mesin penghancur batubara sehingga menjadi butir – butiran kecil sesuai dengan permintaan pasar.

ROM (Run of Mine ) adalah tempat penyetokan batubara yang belum dimasukkan ke tempat crusher /mesin penghancur batubara

Spontaneous Combustion adalah terbakarnya batubara baik dalam kondisi insitu maupun dalam stock ROM dikarenakan karena kondisi yang lembab atau panas.

Fine Coal Trap adalah tempat untuk menampung dan memisahkan antara batubara yang halus dengan air.

ROM Stockpiling Adalah proses penumpukan batubara yang diatur menurut aturan tertentu dan dilakukan di tempat tertentu.

Dilusi batubara adalah batubara yang tercampur overburden atau kotoran benda asing.

Inspeksi Kontaminasi Adalah proses terencana untuk memeriksa alat produksi yang beraktivitas di batubara untuk memastikan bahwa unit tersebut bebas dari kontaminan (material non batubara yang terangkut bersama batubara).

Kontaminasi Adalah terbawanya material-material non batubara ke Crushing Plant

Inspeksi Awal Adalah inspeksi kontaminasi sebelum melakukan aktivitas yaitu pada awal shift atau unit yang  selesai perbaikan.

3.   SURVEY/PLANNING

Survey Adalah bagian dari Engineering Department yang aktivitasnya berfungsi dan bertanggungjawab atas pelaksanaan pengukuran dan pemetaan di lapangan/tambang.

Joint Survey Adalah kegiatan pengukuran dan pengambilan data bersama antar Contractor(RPP) dengan customer (BMSA).

Customer Adalah perusahaan yang didalam aktivitasnya memerlukan jasa contractor perusahaan lain  terutama dalam aktivitas penambangan.

Contractor adalah perusahaan yang didalam aktivitasnya menjual jasa atau mengerjakan aktivitas untuk perusahaan lain dalam hal ini terutama aktivitas penambangan.

Stake Out Adalah proses menentukan titik lokasi di lapangan dengan memberi tanda tertentu (biasanya patok) sesuai dengan titik rencana dalam peta.

Peta Monthly Progress Adalah Peta yang menggambarkan hasil pekerjaaan produksi pada akhir periode bulanan yang dibuat berdasarkan data-data hasil Survey Monthly Progress.

 Survey Monthly Progress Adalah pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan produksi di lapangan/tambang yang dilakukan pada setiap akhir periode bulanan.

Survey Orginal adalah Survey yang diilakukn untuk memetakkan Topografi lokasi awal sebelum diilakukan penambangan.

Survey Progress adalah survey yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan penambangan yang telah dilakukan.

Survey Final adalah survey yang dilakukan untuk mengetahui volume akhir (Coal dan Overburden) yang telah ditambang.

Over Cut adalah proses terjadi kelebihan menggali dari elevasi yang ditentukan

Bowplang adalah patok acuan untuk pembentukan slope.

Clinometer adalah alat untuk mengukur sudut dari patok atau hasil pemebentukan slope.

Slope adalah kemiringan dari suatu lereng yang telah di buat.

Slope Stability adalah tingkat menantapan/ kestabilan lereng.

Dip adalah kemiringan dari pada perlapisan batuan (pasir, clay maupun batubara).

Crest adalah kepala slope.

Toe adalah kaki slope.

Crest Toe adalah pertemuan antara kepala dan kaki slope.

Boundary/Stripping limit adalah batas terluar dari desiain tambang atau batas penambangan.

Strike adalah arah penyebaran lapisan batubara.

Mine Plan Adalah bagian atau section dari Engineering Department yang aktivitasnya berfungsi dan bertanggung- jawab terhadap pembuatan dan pengendalian dokumen perencanaan tambang baik setting target produksi maupun desain penambangan.

Dokumen Revisi Adalah dokumen target produksi dan/atau peta desain yang telah diperbaharui.

Design Map Adalah peta rencana (desain) penambangan yang menjelaskan daerah atau area yang akan ditambang sesuai periode (tahunan, tiga bulanan, atau bulanan).

Yearly Target Adalah target produksi yang diminta atau direncanakan Customer, yaitu berupa tabel jumlah/ besarnya produksi dalam satu tahun, keterangan lokasi pengambilan dan catatan lain yang diperlukan.

Quarterly Plan Adalah penjabaran/pembagian dari target tahunan (Yearly Target) menjadi  target tiga bulanan.

Mine Design Adalah peta/desain tambang yang menjelaskan lokasi pekerjaan tambang dalam periode tertentu.

Budget adalah rencana anggaran.

Unit rental adalah unit yang dipinjam/disewa dengan membayar biaya yang telah ditetapkan perjamnya.

Complaint Adalah semua keluhan customer baik secara lisan maupun tertulis atas jasa yang sudah diberikan oleh Buma Group kepada customer.

Posting cost adalah pembebanan biaya kepada pemakai.

4.   SAFETY ( keselamatan )

Accident ( kecelakaan) adalah kejadian yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan kerugian baik manusia, peralatan maupun lingkungan.

Investigasi adalah penyelidikan factor dasar yang menyebabkan  kecelakaan dan melakukan tindakan perbaikan.

Fatal Accident adalah  kecelakaan yang mengakibatkan kematian dalam kurun waktu 1 x 24 Jam setelah kecelakaan terjadi.

Lost Time Injury ( LTI) Minor adalah  kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja  lebih dari 1 x 24 Jam dan tidak lebih dari 36 Jam.

Lost Time Injury ( LTI) Mayor adalah  kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja  lebih dari 36 Jam dan tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari.

Property Damange adalah  kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada peralatan dengan tingkatan :
a.   Ringan ( kerugian harta benda) dari $ 0 sampai $ 100
b.   Sedang ( kerugian harta benda) dari $ 100 sampai $ 1.000
c.   Berat ( kerugian harta benda) dari $ 1000 - keatas

Near Miss adalah suatu kejadian yang hamper menyebabkan terjadinya kecelakaan yang tidak menimbulkan LTI dan Property Damage, tetapi perlu diadakan tindakan perbaikan.

Induksi K3LH adalah Suatu metode atau sistem untuk menyampaikan atau menjelaskan tentang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3&LH) dan aturannya.

Re-Induksi adalah Suatu sistem untuk mereview informasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3&LH) baru maupun revisi

Safety Officer adalah Orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan dalam bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan lingkungan Hidup

Tamu (visitor) adalah Orang yang berkunjung ke site yang kurang dari sebulan, baik karyawan sendiri maupun mitra kerja site.

Berita Acara Adalah   dokumen  yang  disepakati  dan   disetujui  bersama  oleh  PIC  atau  bagian  yang   berkepentingan  dengan pihak-pihak yang terkait.

5.   PLANT ( Peralatan )

Mechanical Availability ( MA )adalah kesiapan unit secara mekanik (mesin)

Utilisasi adalah jam yang digunakan pada keadaan alat yang siap operasi

Availability adalah kesiapan unit untuk dapat beroperasi

Backlog adalah pemeriksaan suatu unit yang apabila ditemukan adanya indikasi kerusakan akan dibuatkan permintaan Recommended part dan unit masih dapat dioperasikan dimana waktu pengerjaan untuk kerusakan yang terindikasakan dilaksanakan pada saat program service oleh PIC.

Unit Prioritas Adalah unit (equipment) yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasi dan juga unit yang break down dengan posisi mengganggu kegiatan operasi.

Canibal Component. Adalah proses peminjaman component dari satu equipment ke equipmet lain dengan tujuan untuk menekan angka break down pada satu equipment.

Unschedule Service adalah service yang dilakukan diluar rencana service yang tidak dijadwalkan karena adanya kerusakan unit dilapangan.

P2H ( pemeliharaan dan pemeriksaan Harian ) adalah program pemeriksaan alat harian yang dilakukan oleh operator.

Check Sheet adalah lembaran Form yang berisi daftar komponent yang harus di cek.

Periodik Service (PS) adalah service yang telah dijadwalkan untuk masing-masing unit.
PS I , 250/2500 HM
PS II, 500/5000 HM
PS II, 500/5000 HM
PS IV, 1000/10000 HM
General, 2000/20000 HM

User Adalah pemakai alat.

Break down adalah istilah pada alat atau unit yang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya akibat kerusakan dari system unit tersebut atau sedang dilakukan proses perawatan.

Limbah Repair Adalah material-material yang tidak digunakan lagi akibat proses service dan repair.

Follow up P2H Adalah kegiatan untuk menindaklanjuti problem yang tertulis dalam laporan P2H.


6.   DRILLING DAN BLASTING ( Pemboran dan Peledakan )

Misfire adalah peledakan yang mangkir ( tidak meledak sebagian atau seluruhnya ) dan harus diledakkan kembali.

Drill Design Adalah dokumen yang menjelaskan mengenai pola pemboran, jumlah lubang bor, dimensi pemboran.

Spacing Adalah jarak antar lubang tembak dalam baris yang sama.

Clean Up Lokasi Drilling Adalah kegiatan untuk meratakan dan membersihkan (biasanya oleh light dozer) lokasi drilling sehingga alat bor dapat melakukan aktivitas pemboran.

Burden Adalah jarak antar baris lubang tembak pertama dengan bidang bebas atau jarak antar baris lubang tembak.

Bahan Peledak adalah Campuran dari unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia yang apabila bereaksi satu sama lainnya akan berubah seluruhnya atau sebagian menjadi gas dalam waktu yang sangat cepat disertai dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Termasuk dalam definisi ini adalah blasting agent yaitu bahan peledak yang unsur-unsur pembentuknya bukan merupakan bahan peledak.

Blasting (Peledakan) adalah Proses pemberaian material (rock loosening) yang memanfaatkan energi ledak dari hasil reaksi bahan-bahan peledak yang telah dipasang dan dirangkai berdasarkan aturan tertentu.

7.   PERSONALIA

Cuti Lapangan/Cuti Periodik adalah hak istirahat bagi karyawan setelah bekerja terus menerus waktu tertentu yang ditentukan perusahaan

Cuti Tahunan kerja adalah  hak istirahat bagi karyawan  setelah karyawan bekerja secara terus menerus selama 12 bulan.

Cuti Besar adalah hak istirahat bagi karyawan setelah karyawan bekerja secara terus menerus selama 6 tahun.

Karyawan/i adalah setiap orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja dengan Perusahaan dan oleh karenanya menerima upah atau imbalan lain berdasarkan hubungan kerja tersebut.

Upah Adalah imbalan berupa gaji pokok dan lain-lain yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan/ti berdasarkan hubungan kerja.

Kerja Lembur Adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan/ti yang berhak atas lembur ( berdasarkan aturan site ) lebih dari 7 (tujuh) jam sehari pada hari Senin s/d Jum'at dan atau 5 (Lima) jam sehari pada hari Sabtu dan 40 jam seminggu untuk 6 (Enam ) hari kerja.

Kecelakaan Kerja Adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui

Kecelakaan adalah suatu kejadian/peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan sebelumnya yang mengakibatkan berbagai kerugian. Kecelakaan dapat digolongkan berdasarkan waktu terjadinya menjadi 2 bagian, yaitu
- Kecelakaan di dalam jam kerja dan sedang melaksanakan tugas kantor.
- Kecelakaan di luar jam kerja.

Klaim kecelakaan diri adalah suatu proses klaim yang diajukan oleh perusahaan kepada pihak PT. JAMSOSTEK dan akibat terjadinya kecelakaan diri/kerja terhadap pekerja untuk mendapatkan penggantian perawatan rumah sakit dan santunan cacat tubuh atau meninggal dunia.

Meninggal dunia adalah kematian seseorang yang sebab kematian dinyatakan oleh dokter dan belum pernah dinyatakan sembuh sebelumnya.

Cacat adalah kerusakan pada organ tubuh seseorang sebagian/seluruhnya yang menyebabkan berkurangnya/hilangnya fungsi organ tersebut yang dinyatakan oleh dokter dan belum pernah dinyatakan sembuh sebelumnya.

Departemen Tenaga Kerja & Tranmigrasi (DEPNAKERTRAN) adalah suatu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang ketenagakerjaan, di mana salah satu tugasnya adalah menangani masalah kecelakaan yang terjadi pada tenaga kerja.

PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT JAMSOSTEK) adalah suatu perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program JAMSOSTEK.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat tetap dan tabungan hari tua.

DO (Delivery Order) Adalah adalah tanda bukti pengeluaran solar dari PT.Pertamina yang didalamnya tertera, kuantiti liter jumlah harga, DO ini merupakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Ponton Adalah saran pengakutan lewat sungai atau laut.

Tangki Stock Adalah tempat penampungan solar.

Semoga Bermanfaat Jangan Lupa Tulis Di DAFTAR PUSTAKA www.Tambangupri-mks.blogspot.com

Adapun KAMUS ISTILAH TAMBANG dalam bentuk Pdf. Bisa di Download Disini KLIK DISINI

Dan KAMUS ISTILAH TAMBANG TERLENGKAP silahkan Kunjungi Website Ini  KLIK UNTUK KE WEBSITE

Sumber :
http://tizarwijayanto.blogspot.co.id/p/motto-1-lupakan-jasa-diri-sendiri.html

http://www.kamustambang.com/

Sunday, 25 September 2016

Jenis Data Yang Ada Di GIS

Jenis Data Yang Ada Di GIS



DATA
data adalah fakta mengenai objek, peristiwa, dan aktivitas yang dinyatakan oleh nilai (angaka, karakteristik, simbol)

INFORMASI GEOGRAFIS
informasi geografis adalah dta yang ditempatkan dalam konteks ruang dan waktu

JENIS-JENIS DATA SIG
1. Data Spasial (keruangan)
data yang mempresentasikan aspek keruangan dari suatu fenomena atau mengidentifikasikan posisi geografis suatu fenomena. contoh data spasial antara lain letak suatu wilayah, posisi sumber minyak bumi,dsb.
bentuk-bentuk data spasial : 
titik (dot), contoh: posisi terminal
garis (poly line), contoh: jaringan jalan raya
area (polygon), contoh: wilayah kecamatan
2. Data Atribut (deskripsi)
data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. contoh data atribut misalnya kepadatan penduduk, jenis tanah, dsb.
bentuk-bentuk data atribut:
data kuantitatif (angka-angka/statistik), contoh: jumlah penduduk
data kualitatif (kualitas/mutu), contoh: tingkat kesuburan tanah

SUMBER DATA SIG
1. Data Lapangan (Teristis)
data yang diperoleh secara langsung (data primer) dari hasil pengamatan /pengukuran di lapangan
2. Data Peta
data  berupa informasi yang dicetak pada peta/film
3. Data Penginderaan Jauh
data berupa foto udara dan citra satelit

Lima Komponen Utama GIS

Lima Komponen Utama GIS


Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.

2. Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.
Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
o Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis
o Sistem Manajemen Basis Data.
o Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
o Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

3. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster.
Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.

4. Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.

5. Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.

Sumber : https://sukatoro.wordpress.com/2010/10/15/5-komponen-utama-gis/

Apa Itu GIS ?

Apa Itu GIS ?

Definisi dan Pengertian GIS
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).

Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit(CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.
Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).
Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi
Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).
Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah:

SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi
SIG dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial
SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya
Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik
semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa script.
Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.

Sarana utama untuk penanganan data spasial adalah SIG. SIG didesain untuk menerima data spasial dalam jumlah besar dari berbagai sumber dan mengintergrasikannya menjadi sebuah informasi, salah satu jenis data ini adalah data pengindraan jauh. Pengindraan jauh mempunyai kemampuan menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam jumlah besar. Barus dan Wiradisastra (2000) mengatakan bahwa SIG akan memberi nilai tambah pada kemampuan pengindraan jauh dalam menghasilkan data spasial yang besar dimana pemanfaatan data pengindraan jauh tersebut tergantung pada cara penanganan dan pengolahan data yang akan mengubahnya menjadi informasi yang berguna.

Referensi : https://mbojo.wordpress.com

Friday, 18 March 2016

Laporan Lengkap Kristalografi & Mineralogi : Landasan teori Kristal & Mineral

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya.Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas.Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan padatan.Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.

B. Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan diadakan praktikum Kristalografi dan Mineralogi adalah sebagai berikut :
1.      Mempelajari dan menentukan sistem Kristalografi dan Mineralogi dari bermacam-macam bentuk Kristal baik bentuk dasar maupun bentuk kombinasi dan letak posisi dan panjang sumbu Kristalografi.
2.      Mempelajari dan menentukan kelas simetri dari bermacam-macam bentuk Kristal berdasarkan jumlah unsur-unsur simetri yang dimilikinya.
3.      Mencari hubungan dalam proyeksi stereogram.
4.      Mengetahui sfat dari mineral itu sendiri.
5.      Menentukan hubungan antara Kristal dan mineral.















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KRISTLOGRAFI
            kristalografi  adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dan kristal terutama perkembangan, pertumbuhan,kenampakan ,bentuk luar ,struktur dalam dan sifat-sifat fisis lainya.

- sifat geometri ,memberikan pengertian letak,panjang dan jumlah sumbu kristal yag menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar yang membatasiya.

- perkembangan dan pertmbuhan kenampakan bentuk luar , bahwa disampig mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan , juga mempelajri kombinasi ataraa satubetuk kristal dengan bentuk kristal lainya yang masih dalam suatu sistem kristalografi , ataupun dalm arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian.

- struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbuh-sumbuh kristal juga menghitung parameter dan parameter rasio.

- sifat fisis kristal , sangat tergantung pada struktur ( susunan atom-atomnya) , besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi , yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidang kristal, sehinga akan dikenal dua zat zaitu kristalin dan non kristalin.






2.1.1 MATERI DARI KE-7 SISTEM KRISTAL
Sistem kristal di kelompokkan menjadi 7 sistem, antara lain:
  1. Isometrik
https://bamseko.files.wordpress.com/2013/10/5ea5e-cubic.png?w=700
 





Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • jumlah sumbu ada 3
  • Axial ratio a=b=c
  • sudut alfa=beta=gamma=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • tetoidal
  • gyroidal
  • diploida
  • hextetrahedral
  • hexoctahedral
Contoh mineralnya antara lain: emas, pirit, galena, halite, fluorite.


2. Tetragonal
https://bamseko.files.wordpress.com/2013/10/17992-tetragonal.png?w=700
 






Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • jumlah sumbu ada 3
  • Axial ratio a=b (tidak = c)
  • sudut alfa=beta=gamma=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • piramid
  • Bipiramid
  • Ditetragonal Piramid
  • Ditetragonal Bipiramid
  • Bisfenoid
  • Trapezohedral
  • Skalenohedral
Contoh mineralnya antara lain: rutile, autunite, pyrolusite, leusite, scapolite.
3. Hexagonal
https://bamseko.files.wordpress.com/2013/10/8ece7-hexagonal.png?w=700
 






Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • Jumlah sumbu ada 4
  • a=b=d (tidak = c)
  • sudut alfa=beta=90 dan gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • Hexagonal Piramid
  • Hexagonal Bipiramid
  • Dihexagonal piramid
  • Dihexagonal Bipiramid
  • Trigonal Bipiramid
  • Ditrigonal Bipiramid
  • Hexagonal Trapezohedral
Contoh mineralnya antara lain: dolomite, apatite.
4. Trigonal
https://bamseko.files.wordpress.com/2013/10/4c772-trigonal.png?w=700
 





Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • Jumlah sumbu ada 4
  • a=b=d (tidak = c)
  • sudut alfa=beta=90 dan gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • Trigonal Piramid
  • Trigonal Trapezohedral
  • Ditrigonal Piramid
  • Ditrigonal Skalenohedral
  • Rombohedral
Contoh mineralnya antara lain: tourmaline, cinnabar.
https://bamseko.files.wordpress.com/2013/10/17f58-orthorhombik.png?w=7005. Orthorombik




Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • Jumlah sumbu ada 3
  • a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
  • sudut alfa=beta=gama=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • Bisfenoid
  • Piramid
  • Bipiramid
Contoh mineralnya antara lain: stibnite, chrysoberyl, aragonite, witherite.
6. Monoklin
https://medlinkup.files.wordpress.com/2010/11/monoclinic_crystal_system_11.gif?w=113&h=149
 






Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • Jumlah sumbu ada 3
  • a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
  • sudut alfa=beta=90 tidak = gama
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • Sfenoid
  • Doma
  • Prisma
Contoh mineralnya antara lain: azurite, mlachite, colemanit, gypsum, epidot.
7. Triklin
https://medlinkup.files.wordpress.com/2010/11/triclinic_crystal_system_11.gif?w=109&h=143
 






Ciri-cirinya sebagai berikut:
  • Jumlah sumbu ada 3
  • a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
  • sudut “alfa” tidak sama dengan “beta” tidak sama dengan “gama” tidak sama dengan 90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
  • Pediol
  • Pinakoidal
Contoh mineralnya antara lain: albite, anortite, labradorite, kaolinite, microcline, anorthoclase



 2.1.2  GAMBAR DAN MODEL PEMBAGIAN KRISTAL

1.      Sistem Isometrik
                Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal  kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
                Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya sehingga sumbu-sumbu tersebut sering diberi nama a1, a2, adan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini menunjukkan bahwa system ini semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGW0PJBJMgH8EooGYozEXYFOsptZ3ofmZHlkcQY10R6xD8MYQUL10nP3wldeHh4hu_oBDoSzmWg2xKRCyz9_aqz8PSzKY5lJ_AJqWQNlMZ2lbv_I5hlxaKHTpDuHWN62spPJGPRqZ-szhg/s200/images3.jpeg
gambar sistem isometric

Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu :
·         Tetaoidal
§  Kelas : ke-28
§  Simetri : 2 3
§  Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu putar dua
·         Gyroida
§  Kelas : ke-30
§  Simetri : 4 3 2
§  Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga, dan 6 sumbu putar dua

·         Diploida
§  Kelas : ke-29
§  Simetri : 2/m 3bar
§  Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putardua, 3 bidang kaca dan satu pusat
·         Hextetrahedral
§  Kelas : ke-31
§   Simetri : 4bar 3 m
§  Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang kaca.
·         Hexoctahedral
§  Kelas : ke-32
§  Simetri : 4/m 3bar 2/m
§  Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan 4 sumbu putar tiga, 3
sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan 9 bidang
utama dan 1 pusat
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992).
2.      Sistem Tetragonal
Sistem tetragonal sama dengan system Isometrik, karena pada system kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama, sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut sering menjadi sumbu a2sebagai sumbu b dan asebagai sumbu a. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang. System tetragonal juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOkTenMdBoE1bEPNZncwhNILP5ZAxvhyphenhyphenTmHd-0hSnFtfEpFFoYPL1QMIKgJ5GfzwvS0AHwkwt9ZH4XFJln4P9lDIG9HRbUcxtPNiaoTTcsAOiHNsD1WDrxeY5AuI-yJ6SDDEJLZKl7w498/s200/images4.jpeg
gambar sistem tetragonal

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:
·            Piramid
§  Kelas : ke-21
§  Simetri : 4
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat
·            Bipiramid

§  Kelas : ke-23
§  Simetri : 4/m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 1 bidang simetri
·            Bisfenoid
§  Kelas : ke-22
§   Simetri : 4bar
§   Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat
·            Trapezohedral
§  Kelas : ke-26
§  Simetri : 4 2 2
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
·            Ditetragonal Piramid
§  Kelas : ke-25
§  Simetri : 4 m m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 4 bidang simetri
·            Skalenohedral
§  Kelas : ke-24
§  Simetri : 4bar 2 m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 2 bidang simetri
·            Ditetragonal Bipiramid
§  Kelas : ke-27
§  Simetri : 4/m 2/m 2/m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5 sumbu simetri
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)
3.      Sistem Hexagonal
Sistem hexagonal  ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sumbu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). System hexagonal memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVq_p8yjxqueJ4HZPN2ZbstSyIt80GyxLsrvRgwptLYhgcmt4gx0RszwDvioaUa5kFaGezbnPq5CYzjXGctIuD-vwkWBf0eBjZLvpRlt5D-MpGRsx9vxHHd2POsY6dJonJ44orC6yR4RM8/s200/HEXAGONAL.jpg
gambar sistem hexagonal

Sistem  ini dibagi menjadi 7:
·            Hexagonal Piramid
§  Kelas : ke-14
§  Simetri : 6
§  Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
·            Hexagonal Bipramid
§  Kelas : ke-16
§  Simetri : 6/m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
·            Dihexagonal Piramid
§  Kelas : ke-18
§  Simetri : 6 m m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri
·            Dihexagonal Bipiramid
§  Kelas : ke-20
§  Simetri : 6/m 2/m 2/m
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat
·            Trigonal Bipiramid
§  Kelas : ke-1
§  Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
·            Ditrigonal Bipiramid
§ Kelas : ke-17
§ Simetri : 6bar 2m
§ Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbuputar dua, dan 4 bidang simetri
·            Hexagonal Trapezohedral
§  Kelas : ke-19
§  Simetri : 6 2 2
§  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu  putar dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.(Mondadori, Arlondo. 1977).
4.      Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
System Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ2XEISPxpicS2divlObDvEwDm9E78ZHQ8U1SmKUnqN_HQPS8VeaDue-Xzg0-gEiVjIxLH9DIuv3RsSf4e-vn6FoLtcCkbMxU5LqKhXQzhKFDbmw44lCUkvf5i8R4KCRDK5P-uKMX94EQp/s200/TRIGONAL.jpg
gambar sistem trigonal
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
·            Trigonal piramid
·            Trigonal Trapezohedral
§  Kelas : ke-12
§  Simetri : 3 2
§  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
·            Ditrigonal Piramid
§  Kelas : ke-11
§  Simetri : 3m
§  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
·            Ditrigonal Skalenohedral
§  Kelas : ke-13
§  Simetri : 3bar 2/m
§  Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri


·            Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah  tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)
5.      Sistem Orthorhombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , sehingga panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
Kesimetrisan dari sitem orthorombik memiliki 3 elemen simetri seperti :
·         3 bidang simetri : bidang-bidang sumbu
·         3 sumbu simetri diagonal : sumbu-sumbu kristalografi pusat simetri
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLzTKyQyWtZyNgtd3Z0s6eLTM9-9yY-XJE69d9W4jxdOvAj5j-JvdrfMD_POfO-GsHoCYKxsZusYa9JpHkbWIHZb7tSLSe2HgHrCDxgkq2LYu-Ibb39tmwNSP4g4Mtli-td_4B_2tyRktc/s200/ORTOROMBIK.jpg
gambar sistem orthorombik

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas: 
·            Bisfenoid
§  Kelas : ke-7
§  Simetri : 2 2 2
§  Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar
·            Piramid
§  Kelas : ke-6
§  Simetri : 2 m
§  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang
·            Bipiramid
§  Kelas : ke-8
§  Simetri : 2/m 2/m 2/m
§  Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.
ketiga sumbu dan sebuah pusat
Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)
6.      Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c  dan memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ_2mnjnQEWT_nIIhDZcuskYfjEgVi2S1NDuptAOuGDY5y9-bdzQmvZh9T9nQqNfKl8BzeRnzXLFjDA_PcAzlzLu8mCE2IHwB7b_m3xriWDurSt1Be9ny4WlwrcIPYHKI1v8mIEB7D1Dha/s200/MONOKLIN.jpg
gmabar sistem monoklin

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
·         Sfenoid
§  Kelas : ke-4
§  Simetri : 2
§  Elemen Simetri : 1 sumbu putar
·         Doma
§  Kelas : ke-3
§  Simetri : m
§  Elemen Simetri : 1 bidang simetri
·         Prisma
§  Kelas : ke-5
§  Simetri : 2/m
§  Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuahbidang simetri yang berpotongan tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,  malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
7.      Sistem Triklin

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. System  kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya








https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfDCbJ1DyMYxUCtKovHZbADTFDOKsCGbk8nsYeLcqrUUc0NZTVlRAGP_Y0OUlnDAZChVRnPwzeWJLZ-yDvisHJgyQCLV3PeI3VaXWXXsSJTM05ZAUvtwKlAz1pP7OL72fyUT-JwJK4aQBW/s200/TRIKLIN.jpg
gambar sistem triklin

Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

·            Pedial
§  Kelas : ke-1
§  Simetri : 1
§  Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
·            Pinakoidal
§  Kelas : ke-2
§  Simetri : 1bar
§  Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992).



2.1.3    HUBUNGAN KRISTALOGRAFI DENGAN PERTAMBANGAN
Kristal adalah suatu benda padat yang terkemas secara teratur dan polanya (atom atau molekul) berulang (melebar) secara tigas dimensi. Kristalografi adalahilmu yang mengkaji kristal yang meliputi pertumbuhan, bangun, sifat fisik dan klasifikasi berdasarkan bentuknya. Sistem kristal ada 7 dan dibagi menjadi 32
kelas.   Yaitu   Sistem   Isometrik,   Tetragonal,   Hexagonal,   Trigonal,   Orthorombik, Monoklin dan Triklin.
Dalam   dunia   pertambangan   kita   harus   mengetahui   asal   jadi   dari pada batuan/bijih yang akan kita tambang dan juga komposisi mineralnya apa saja, maka pada tahap eksplorasi kita dapat menemukan apa yang kita cari.


















BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
·         Kristalografi  adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dan kristal terutama perkembangan, pertumbuhan,kenampakan ,bentuk luar ,struktur dalam dan sifat-sifat fisis lainya.
Kristal digolongkan kedalam 7 Sistem Kristal , Antara Lain :
1.      Reguler / Isometrik
2.      Tetragonal
3.      Orthorombik
4.      Triklin
5.      Monoklin
6.      Heksagonal
7.      Trigonal
·         Dalam   dunia   pertambangan   kita   harus   mengetahui   asal   jadi   dari pada batuan/bijih yang akan kita tambang dan juga komposisi mineralnya apa saja, maka pada tahap eksplorasi kita dapat menemukan apa yang kita cari.
4.2. Saran
- Untuk Lab. Kristalografi & Mineralogi , Terutama dalam percobaan bagian Kristal ,
Saya harap alat peraga nya lebih bagus lagi , dan alat peraga yang “salib sumbu” yang sumbu nya terlepas tolong diganti .
-Untuk Asisten , Saya harap dalam setiap 1 kelompok ada 1 asisten yang mendampingi, kalau asisten nya banyak sibuk kuliah, bisalah tambah asisten tahun depan supaya saat peraktikum bisa efisien , Terima Kasih. 





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mineral (menurut Barry and Masson) adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. 
Di alam mineral dijumpai bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang bervariasi, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal dalam rongga-rongga atau celah batuan, tetapi umumnya mineral dijumpai sebagai kumpulan butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan. 
Bentuk kristal mineral merupakan suatu system tersendiri dimana setiap jenis mineral mempunyai bentuk kristal sendiri. System ini di kelompokkan menjadi enam yaitu : 
1. Isometrik
2. Tetragonal
3. Hexagonal/Trigonal
4. Orthorhombik
5. Monoklin
6. Triklin
Kristalisasi dapat terjadi dari larutan, hal ini merupakan hal yang umum yaitu bila larutan telah jenuh, selain itu juga jika temeratur larutan di turunkan. Benda padat akan meleleh karena tigginya temperature yang membeku, membentuk kristal-kristal bila mendingin. 
Gas dengan unsur kimia tertentu akan dapat mengkristal, unsure tersebut misalnya belerang, kristalisasi terjadi dari larutan peleburan, uap atau gas. Meskipun telah di definisiskan kristalin tetapi di anggap sebagai mineral, tipe ini di kenal ada dua macam yaitu :
1. Metamic mineral, dimana asalnya adalah kristalin yang kemudian struktur kristalnya hancur. Umumnya senyawa dari asm lemah seperti zirkon (ZrSiO4) dan Thorite (ThSiO4).
2. Mineral amorf, yang terjadi karena pedinginan yang ce[at sehingga tidak terbentuk kristal. Mineral ini yang paling umum adalah opal, mineral lempung, hydrated iron dan alluminium oxides.   



1.2. Maksud dan Tujuan

       1.2.1. Maksud
Maksud dari pada praktikum mineralogi ini adalah untuk dapat memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir praktikum mineralogi dan dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan pada jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Serta untuk mengetahui tata cara dalam melakukan pendeskripsian kristal.

     1.2.2. Tujuan
Dalam kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi, kita dituntut untuk dapat -Mengetahui Apa Itu
Mineral…
-Mengetahui Sifat Fisik & Kimia Dari  Mineral                                
- Mengetahui Reaksi Bowen Series & Skala Mhos
-Mengetahui Gambar-gambar Mineral Yang Nampak Bentuk Kristalnya Dari ke-7 Sistem Kristal







BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Mineralogi
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”
2.1.1. Mineral
Pengertian Mineral
Sedangkan mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.
Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya. 
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas – batas tertentu dan mempunyai atom – atom yang tersusun secara teratur.
D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas – batas dan mempunyai sifat – sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan. 

Sebagian besar mineral – mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral – mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk – bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang – bidang datar. Bidang – bidang geometric ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral – mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral – mineral tersebut.

III.3 Jenis Mineral
Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang merupakan bentuk persenyawaan. 

1. Silicates
Menyusun 95 % bagian litosfer dan mantel bumi bagian atas. Komposisi utamanya adalah Silicon ( Si ) dan Oksigen ( O ).

Framework silicates, yang paling berlimpah di alam adalah :
Quartz
Feldspars:
Orthoclase, Kaya akan Kalium ( K ) 
Plagioclase, Kaya akan Kalsium ( Ca ) dan Natrium ( Na )
Sheet silicates
Micas
Muscovite, kaya akan Alumunium ( Al ) dan berwarna cerah
Biotite, kaya akan Besi ( Fe ) dan berwarna gelap
Chain silicates
Pyroxenes, berantai tunggal
Amphiboles, berantai ganda
Single tetrahedron
Olivine

Oxides 
Tersusun dari Oksigen ( O ) dan logam atau ion-ion lain.
Hematite (Fe2O3) 
Magnetite (Fe3O4) 
Corundum (Al2O3

3. Carbonates
Tersusun dari ion inti ( CO3 )2 , yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Terdapat kurang lebih 80 jenis mineral karbonat, tetapi yang paling umum adalah :
Calcite
Aragonite
Dolomite


4. Sulfides
Merupakan kombinasi atau gabungan satu atau lebih logam dengan sulfur ( S ). Contohnya adalah :
Galena (PbS)
 Kalkopirit (CuFeO2)
àPyrite (FeS2)

Sulfates
Penyusun utamanya adalah ion Sulfat ( SO4 ) yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :
Gypsum (Ca SO4 2 H2O ) 
Anhydrite (Ca SO4) 
Barite (Ba SO4 )

6. Posphates
Penyusun utamanya adalah ion Fosfat ( PO4 ) yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :
Apatite (2(Ca5 PO4)3 F )

7. Native elements
Contoh mineralnya adalah :
Logam :
Gold (Au)
Silver (Ag)
Platinum (Pt)
Non-Logam :
Diamond (C)
Graphite (C)
Sulfur (S)

2.1.2.  Sifat Fisik Dan Kimia Mineral
Sifat Fisik Mineral
 1. Kilap ( Lustre )
Gejala ini terjadi apabila pada mineral dijatuhkan cahaya refleksi dan kilap suatu mineral sangat penting untuk diketahui. Beberapa kilap yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
Kilap Logam ( Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari mineral-mineral logam, seperti Galena, Grafit, Hematit, Kalkopirit, Magnetit, Pirit.
Kilap Sub Logam ( Sub Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari mineral hasil alterasi mineral sebelumnya, seperti Ilmenit ( FeO. TiO2)
Kilap Non Logam (Non Metallic Lustre), 
~ Kilap Intan (Adamantin Lustre), kilap sangat cemerlang seperti pada intan permata, seperti Intan.
~ Kilap Kaca (Vitreous Lustre), kilap seperti pada pecahan kaca, seperti Kalsit, Kwarsa.
~ Kilap Sutera (Silky Lustre), kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral-mineral yang menyerat, seperti Aktinolit, Asbes, Gipsum
~ Kilap Damar (Resinous Lustre), kilap seperti damar, seperti Sphalerit, Monasit
~ Kilap Mutiara (Pearly Lustre), kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang belah dasar mineral, seperti Nefelin, Opal, Serpentin, Brukit.
~ Kilap Tanah (Limonit Lustre) atau kilap guram ( Dull ), biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kempal, seperti Bauxit, Kaolin, Limonit
~ Kilap Lemak ( Greasy Lustre ), kilap seperti lemak, seakan-akan terlapis oleh lemak, seperti Nefelin.

2 . Warna ( Colour )
Mineral seperti Magnetite dan Galena mempunyai warna tetap, tetapi ada beberapa mineral akan mempunyai warna yang bervariasi. Warna-warna dari mineral antara lain :
Putih : Kaolin ( Al2O3.2SiO2.2H2O ), Gypsum ( CaSO4.H2O ), Milky Kwartz (Kwarsa Susu) ( SiO2 )
Kuning : Belerang ( S )
Emas : Pirit ( FeS2 ), Kalkopirit ( CuFeS2 ), Ema ( Au )
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit ( Cu CO3Cu(OH)2 )
Biru : Azurit ( 2CuCO3 .Cu (OH)2), Beril ( Be3 Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit ( Fe2O3 )
Coklat : Garnet, Limonite ( Fe2O3)
Abu-abu : Galena ( PbS ) 
Hitam : Biotit ( K2 (MgFe)2 (OH)2 (AlSi3O10)), Grafit ( C ), Augit




3. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan relatif dari suatu mineral tertentu dengan suatu urutan mineral yang dipakai sebagai standart kekerasan. Mineral yang mempunyai kekerasan lebih kecil akan mempunyai bekas goresan pada tubuh mineral tersebut. Untuk standart kekerasan biasa yang dipakai adalah skala kekerasan dari “MOHS” yang mempunyai 10 pembagian skala, dimulai dari skala untuk mineral yang terlunak dan skala 10 untuk mineral yang terkeras.

Skala kekerasan Mineral “MOHS”
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut diatas, maka dibawah ini akan disajikan beberapa alat penguji standart kekerasan, yaitu :
Kuku jari tangan 2,5 
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 - 6
Kikir Baja/ jarum baja 6,6 – 7



4. Cerat (Streak)
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran/ serbuk. Hal ini dapat diperoleh bila mineral digoreskan pada keping porselin kasar, atau dengan membubuk mineral, kemudian warna bubuk itu dilihat.
Cerat tersebut sama dengan warna mineralnya, tetapi dapat juga berbeda dengan dengan warna mineralnya. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematite : berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih

 5. Belahan (Cleavage )
Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada suatu arah atau lebih yang dikontrol oleh struktur atom.
Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.
Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian kristal yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata.
Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh : Calcite

Muscovite
Galena
Halite


Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah.
Contoh : Apatite
Cassiterite
Native Sulphur
Jelas (Distinct)

Tidak Jelas (Indistinct)

Berdasarkan banyaknya belahan pada mineral, belahan dapat dibagi menjadi :
Belahan 1 arah, contohnya : Muskovit
Belahan 2 arah ( 60O/120O ), contohnya : Feldspar
Belahan 3 arah ( 90O ), contohnya : Halit, Galena
Belahan 3 arah ( 60O/90O ), contohnya : Kalsit
Belahan 4 arah, contohnya : Fluorit.

6 . Pecahan (Fracture)
Merupakan kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur. Tidak dikontrol kuat oleh struktur atom. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Pecahan dapat dibagi menjadi :
Choncoidal : Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya, seperti kenampakan pada botol pecah. Contohnya : Quartz ( Kwarsa )
Hackly : Pecahan dimana permukaannya tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya : Native Metals ( Cu, Ag )
Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar. Contohnya : Limonit, Muscovite, Talc, Biotite, Mineral Lempung.
Uneven : pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya : Garnet, Hematite, Kalkopirit, Magnetit.
Splintery : pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut. Contohnya : Augit, Hipersten, Anhydrite, Serpentine.
Earthy : pecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contohnya : Kaoline,

7. Bentuk ( Form )
Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang didapatkan karena di alam gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai di alam srering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk mengelompokan mineral kedalam sistem kristalografi.
Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal ( crystal habit ), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. 
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
Perawakan memanjang ( Elongated Habits )
Meniang ( Columnar )
Bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang. Contohnya : Tourmaline, Pyrolusite, Wollastonite.
Menyerat ( Fibrous )
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contohnya : Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, Pyrophillite.
Menjarum ( Acicular )
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contohnya : Natrolite, Glaucophane.
Menjaring ( Reticulate )
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring. Contohnya : Rutile, Cerussite.
Membenang ( Filliform )
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang. Contohnya : Silver
Merabut ( Cappilery )
Bentuk kristal yang kecil-kecil menyerupai rambut. Contohnya : Cuprite, Bysolite.
Mondok ( Stout, Stubby, Equant )
Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu lainnya. Contohnya : Zircon.
Membintang ( Stellated )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contohnya : Pirofilit.
Menjari ( Radiated )
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contohnya : Markasit, Natrolit.

Perawakan Mendatar ( Flattened Habit )
Membilah ( Bladed )
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contohnya : Kyanite, Glaucophane, Kalaverit.
Memapan ( Tabular )
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh. Contohnya : Barite, Hematite, Hypersthene.
Membata ( Blocky )
Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar hampir sama. Contohnya : Microline.
Mendaun ( Foliated )
Bentuk kristal pipih dengan melapis ( lamellar ) perlapisan yang nudah dikupas/dipisahkan. Contohnya : Mica, Talk, Chlorite.



Memencar ( Divergent )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuki kipas terbuka. Contohnya : Gypsum, Millerite.
Membulu ( Plumose )
Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contohnya : Mica

Perawakan Berkelompok ( Rounded Habits )
Mendada ( Mamillary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada ( breast like ). Contohnya : Malachite, Opal, Hemimorphite.
Membulat ( Colloform )
Bentuk kristal yang menunjukan permukaan yang bulat-bulat. Contohnya : Glauconite, Cobaltite, Bismuth, Geothite, Franklinite, Smallite.
Membulat jari ( Colloform Radial )
Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari. Contohnya : Pyrolorphyte.
Membutir ( Granular )
Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contohnya : Olivine, Anhydrite, Chromite, Sodalite, Alunite.
Memisolit ( Pisolitin )
Kelompok kristal lonjong sebesar krikil, seperti kacang tanah. Contohnya : Gibbsite, Pisolitic Limestone.
Stalaktit ( Stalactitic )
Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contohnya : Geothite.
Mengginjal ( Reniform )
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contohnya : Hematite.

8. Berat Jenis (Specific Gravity)
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Rumus perhitungan berat jenis:

Berat Jenis = (Berat di Luar Air)/(Berat di Luar Air-Berat Dalam Air








2.1.3. R.B.S  DAN  SKALA MHOS
Pembagian Batuan Beku Pada Reaksi Bowen Series (R.B.S)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Proses pembekuan akan menghasilkan Kristal atau gelas tergantung waktu pembekuan. kecepatan pembekuan magma mengakibatkan ukuran kristal yang berbeda-beda. bila pembekuan lambat maka mengakibatkan kristal yang berukuran besar/kasar. semakin cepat pembekuan maka akan mengakibatkan ukuran kristalnya semakin kecil dan bila pembekuannya sangat cepat makan tidak akan terbentuk kristal tetapi gelas.
Proses pembentukan mineral dapat digambarkan dalam diagram seri bowen.

http://1.bp.blogspot.com/-Z-duVDk0QVM/UNNE6xmyRcI/AAAAAAAACBQ/TlrXtwP1BOo/s400/seri+bowen.bmp


Diagram seri reaksi bowen:
seri bowen menunjukkan bahwa mineral yang berada di bagian atas terbentuk pada suhu paling tinggi dan bersifat basa. Semakin ke bawah, suhu pembentukannya semakin rendah dan bersifat semakin asam.




PEMBAGIAN BATUAN BEKU
Berdasar genesanya
batuan beku dibedakan menjadi batuan beku intrusif (membeku di bawah permukaan bumi) dan batuan beku ekstrusif (membeku di permukaan bumi). Selain itu batuan beku juga dapat di bagi manjadi 3 kelompok, yaitu:
a.Batuan beku vulkanik, yang merupakan hasil proses vulkanisme
b.Batuan beku plutonik, yang terbentuk jauh di dalam bumi
c.Hipabisal, yang merupakan  produk intrusi minor.

Berdasarkan komposisi kimia
Penggolongan berdasarkan komposisi kimia yang paling sering digunakan adalah berdasarkan kandungan silikanya
http://2.bp.blogspot.com/-mqKrPNMR2zQ/UNNIoO6gqCI/AAAAAAAACBk/D5CL2yebIDo/s400/Untitled.jpg

Contoh Batuan Beku
Berdasar genesa
Batuan beku ekstrusif / vulkanik : Granit, Diorit, Gabro
Batuan beku intrusif / plutonik : Riolit, andesit, basalt
Berdasarkan Komposisi kimia
Batuan beku asam : Granit, riolit
Batuan beku intermediet : Diorit, Andesit
Batuan beku basa : gabro, basalt
batuan beku ultra basa : Dunit, Peridotit, Komatit




Skala Mhos
Skala kekerasan Mineral “MOHS”
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 .Talc / Talk H2Mg3 (SiO3)4
2 .Gypsum / GipsumCaSO4. 2H2O
3 .Calcite / Kalsit CaCO3
4 .Fluorite / Florit CaF2
5 .Apatite / Apatit CaF2Ca3 (PO4)2
6 .Orthoklase / Ortoklas K Al Si3 O8
7 .Quartz / Kuarsa SiO2
8 .Topaz  Al2SiO3O8
9. Corundum / kurundumAl2O3
10. Diamond / Intan  C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut diatas, maka dibawah ini akan disajikan beberapa alat penguji standart kekerasan, yaitu :
Kuku jari tangan 2,5 
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 - 6
Kikir Baja/ jarum baja 6,6 – 7









2.1.4. Gambar-gambar Mineral Yang Nampak Bentuk Kristalnya Dari ke-7 Sistem Kristal
sistem kristal.GIF
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
·         Mineral (menurut Barry and Masson) adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. 
·         Mineralogi  merupakan  ilmu  bumi yang  berfokus  pada  sifat  kimia, struktur  kristal, dan  fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi  ini  juga  mencakup  proses pembentukan  dan  perubahan  mineral
·         Skala kekerasan Mineral “MOHS”
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 .Talc / Talk H2Mg3 (SiO3)4
2 .Gypsum / GipsumCaSO4. 2H2O
3 .Calcite / Kalsit CaCO3
4 .Fluorite / Florit CaF2
5 .Apatite / Apatit CaF2Ca3 (PO4)2
6 .Orthoklase / Ortoklas K Al Si3 O8
7 .Quartz / Kuarsa SiO2
8 .Topaz  Al2SiO3O8
9. Corundum / kurundumAl2O3
10. Diamond / Intan  C

4.2. SARAN
·         Untuk Lab.kristalografi dan  mineralogi dalam  percobaan “Mineralogi”
Kalau bisa Mineral yang  dideterminasi  agar  di perbesar  sedikit lagi
Agar  saat kita mendeterminasi nya bisa sedikit gampang .

·         Dan untuk Mangnet yang digunakan untuk mengetest mineral yang mengandum logam , menurut saya magnet itu sebaiknya tidak dipinjamkan ke praktikan , usahakan asisten yang pegang dan setelah menunjukkan nya , langsung di kembalikan , agar tidak hilang . Terima Kasih