Saturday, 24 October 2015

gambar dan penjelasannya Tabel Rusel B Travis



            Tabel diatas adalah tabel pengklasifikasian batuan beku yang dibuat oleh Dr. Russell B. Travis pada buku yang berjudul Quarterly of The Colorado School of Mines vol. 50 nomor 1. Pada tahun 1955.
Tabel ini mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan mineral penyusun batuan tersebut (essential minerals, accessory minerals) dengan melihat jumlah mineral apa saja yang melimpah dan dominan. Mineral yang demikian disebut dengan essential minerals. Mineral – mineral ini adalah mineral yang paling menentukan nama suatu batuan. Contohnya adalah quartz, feldspathoid, dan feldspar. Sedangkan accessory minerals adalah mineral yang keberadaanya lebih sedikit dibangkan dengan mineral esensial namun dapat juga menentukan dalam penamaan suatu batuan. Contoh dari mineral aksesori ini adalah biotite, muscovite, dan sebagainya.
Selain berdasarkan komposisinya, Russell juga mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan komposisi kimianya dan color index. Kandungan SiO2, Al2O3, Fe2O3 dalam suatu batuan akan sangat berpengaruh dalam penamaan batuan itu. Sedangkan color index adalah pengklasifikasian batuan berdasarkan warnanya.
Berdasarkan teksturnya, beliau juga mengklasifikasikan batuan kedalam 3 kelompok besar yaitu faneritik, porfiritik, dan afanitik. Faneritik adalah tekstur batuan yang mempunyai ukuran mineral yang relatif sama dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Porfiritik adalah tekstur batuan yang mineral-mineralnya memiliki ukuran yang berbeda dan dapat dilihat dan dibedakan dengan mata telanjang. Porfiritik ini masih dibagi lagi menjadi phaneritic groundmass yaitu batuan yang mempunyai mineral yang berukuran besar (fenokris) tetapi massa dasar yang masih nampak dan aphanitic groundmass yaitu batuan yang memiliki fenokris dengan massa dasar yang halus dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (mikroskopis). Afanitik adalah tekstur batuan semua mineral penyusunnya berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Afanitik dibagi menjadi microcrystalline dan glassy. Glassy adalah tekstur yang keseluruhannya terdiri dari kaca seperti obsidian dan pitchstone.
Berikut ini adalah cara penggunaan tabel diatas. Jika ada sebuah batuan, pertama-tama yang kita lakukan adalah meninjau essential mineral-nya. Mineral apakah yang mendominasi batuan tersebut. Jika batuan tersebut memiliki jumlah potash feldspar lebih dari 2/3 dari keseluruhan feldspar, maka kemungkinan batuan tersebut bersifat asam (felsic). Setelah itu amati keberadaan mineral aksesorinya. Namun, nama batuan tidak dapat diketahui hanya dengan meninjau komposisi mineral batuan tersebut untuk itu kita masih harus melihat lagi aspek color index dan komposisi kimia. Komposisi kimia ini tidak dapat dilakukan dilapangan dengan pengamatan mata, akan tetapi dapat diketahui melalui pengamatan laboratorium, hal ini dapat menyita waktu yang cukup lama. Langkah selanjutnya adalah pengamatan tekstur batuan tersebut, jika teksturnya faneritik dan memiliki kandungan lebih dari 2/3 dari keseluruhan feldspar dengan quartz lebih dari 10% maka batuan tersebut adalah granite, bila quartz dan feldspathoid kurang dari 10% maka batuan tersebut adalah syenite. Dan jika teskturnya porfiritik dan groundmass-nya faneritik maka batuan tersebut adalah granite porphyry, sedangkan jika teskturnya porfiritik dan groundmass-nya afanitik maka batuan tersebut adalah rhyolite porphyry. Demikian cara penggunaan tabel diatas, semua penamaan batuan tergantung dari komposisi mineral yang mencakup essential minerals dan accessory minerals, color index, komposisi kimia, dan yang terakhir adalah tekstur batuan tersebut.

Daftar Pustaka
Bonewitz, R. Louis. Rocks & Minerals. London: Dorling Kindersley Ltd.
Fenton, C.L., Fenton, M.A. 1940. The Rock Book. New York: Doubleday Co.

Soetoto. 2001. Geologi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.

0 komentar:

Post a Comment