Saturday 31 October 2015

Satu Smelter Nikel Dibangun di Maluku Utara

Satu Smelter Nikel Dibangun di Maluku Utara
PT Megah Surya Pertiwi (MSP) mulai membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Pembangunan ditargetkan rampung dan memulai tahap commercial production pada Juni 2017.

"Commisioning (uji coba) smelter akan kami lakukan segera, pada bulan ke 20," ujar Senior General Manager Harita Nikel yang merupakan induk usaha PT MGS, Arif Perdanakusumah, Jumat, 12 Juni 2015.

Smelter ditargerkan mampu menghasilkan 190 ribu ton ferronickel per tahun dengan kadar pemurnian 10-12 persen. Nantinya, smelter juga menerima suplai dari perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan nikel lainnya di Halmahera Selatan.

Investasi smelter bernilai US$ 320 juta dan mengandeng investor yang merupakan BUMN Cina, Tiongkok Xinxing Ductile Iron Pipes.Co., Ltd, melalui anak usahanya, Xinxing Qiyun Investment Pte Ltd dan Corsa Investment Pte Ltd. Investor negeri Tirai Bambu tersebut menguasai 80 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki Harita Nikel.

Fasilitas ini mengadopsi teknologi rotary kiln submerged arc furnace (RK-SAF) yang terdiri dari tiga line untuk mengoptimalkan produksi. Smelter disuplai PLTU berkapasitas 3x40 megawatt yang dibangun PT MGS sebelumnya.

Harita group sendiri telah membangun smelter di Kalimantan untuk pemurnian dan pengolahan bauksit. Sementara, di Halmahera Selatan, sudah ada dua fasilitas pengolahan nikel yang sudah masuk tahap produksi.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Smelter Kementerian ESDM, Said Didu, mengungkapkan kewajiban pembangunan smelter bertujuan agar industri pertambangan nasional tidak bersifat ekstraktif. Investasi di hilir sektor ini perlu didukung untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Hingga saat ini, menurut catatan kementerian terdapat enam smelter nikel yang berproduksi tahun ini. Tahun depan, sebanyak enam smelter siap beroperasi secara massal.

Sedangkan pada pengolahan bauksit, sudah dua smelter milik Harita siap beroperasi. Dua smelter bauksit lain sedang dibangun PT Bintan Alumina dan PT Kotawaringin Timur Alumina pada tahun ini.

1 comment: